Latar Belakang
Al Qur’an merupakan risalah dari Allah yang disampaikan kepada
Rasulullah melalui pelantara malaikat Jibril As dan merupakan mu’jizat bagi
beliau SAW.
Al Quran tidak hanya sekedar diturunkan!, akan tetapi membawa
misi besar yaitu: Al Quran agar dijadikan sebagai UU (undang-undang), sebagai
petunjuk, sebagai pembenaran, pembuktian terhadap risalah yang dibawa
Rasulullah SAW, dan sebagai mu’jizat yang abadi sepanjang zaman.
Al Quran memiliki beberapa kandungan antara lain: tauhid,
ibadah, akhlak, hokum dan kisah. Di sini pemakalah fokuskan pembahasan pada sub
teakhir (kisah), yaitu cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang
mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami
kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT.
Kisah dalam Al Quran sangat besar faedahnya: Allah SWT
berfirman: “Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir”. (QS. Al A’raf:176), dan di
lain ayat: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pelajaran/tuntunan bagi orang-orang yang mempunyai akal yang bersih dan
jernih”.(QS. Yusuf:111), dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman: “Kami
menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelum kami mewayuhkannya adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui”. (QS. Yusuf:3).
Di dalam
hadits Rasulullah SAW bersabda: “Mengingat Nabi adalah sebagian dari ibadah.
Mengingat orang yang shalih adalah penghapus dosa. Mengingat mati adalah
shodaqah (yakni akan diberi pahala oleh Allah SWT seperti pahalanya orang yang
bershodaqah). Mengingat kubur akan mendekatkan hati dan dhohirmu untuk sampai
surga. Mengingat neraka adalah sebagian dari perjuangan. Mengingat hari kiamat
akan menjauhkanmu dari neraka. Ibadah yang paling utama adalah meninggalkan dan
menjauhi rekayasa (mencari celah-celah). Modal utama orang alim adalah
meninggalkan sifat sombong dan congkak. Buahnya surga adalah meninggalkan hasud
dan iri hati. Penyesalan dari dosa-dosa adalah taubat yang sesungguhnya”. (HR.
Abu Mansur dari Sayyidina Mu’adz bin Jabal Ra).
Pengertian Kisah
dalam Al Qur’an
Secara bahasa, kata qashash berasal dari bahasa Arab dalam
bentuk masdar yang bermakna urusan, berita, kabar maupun keadaan. Dalam Al
Quran sendiri kata qashash bisa memiliki arti mencari jejak atau bekas dan
berita-berita yang berurutan.
Namun secara terminologi, pengertian qashashul quran adalah
kabar-kabar dalam Al Quran tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan
kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Manna
al-Khalil al-Qaththan mendefinisikan qishashul quran sebagai pemberitaan Al
Quran tentang hal ihwal umat-umat dahulu dan para nabi, serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Dan sesungguhnya Al Quran
banyak memuat peristiwa-peristiwa masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu,
negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum dengan cara shuratan nathiqah
(artinya seolah-olah pembaca kisah tersebut menjadi pelaku sendiri yang
menyaksikan peristiwa itu).
Macam-Macam
Kisah dalam Al Quran
Kisah-kisah dalam Alquran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
A. Kisah para Nabi
yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang ada pada
mereka, sikap para penentang, perkembangan dakwah dan akibat-akibat yang
diterima orang-orang yang mendustakan para Nabi. Seperti kisah Nabi Nuh, Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Isa, Nabi Muhammad dan lain sebagainya
dari nabi dan rasul.
B. Kisah-kisah yang
berkaitan dengan kejadian-kejadian umat-umat terdahulu dan tentang orang-orang
yang tidak dapat dipastikan kenabiaanya, seperti kisah orang-orang yang ke luar
dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut
mati, kisah Thalut, Jalut, dua putra Adam, Ashahab al-Kahfi, Zulqarnai, Qarun,
Ashabul Sabt, Maryam, Ashabul Ukhdud, ashabul fiil dsb.
C. Kisah-kisah yang
berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah seperti perang
badar, uhud, dalam surat Ali Imran, perang Hunain, perang Tabuk dalam surat At
Taubah, perang Al Ahzab dalam surat Al Ahzab, Hijrah dan Isra’ dan lain
sebagainya.
Faedah
Kisah-kisah dalam Al Qur’an
Kisah-kisah dalam Al Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut
ini beberapa faedah terpenting diantaranya:
1) Menjelaskan
asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa
oleh para Nabi:
“Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al Anbiya : 25)
2) Meneguhkan hati
Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan
orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya
kebatilan dan para pembelanya.
“Dan semua kisah rasul-rasul yang Kami ceritakan kepadamu,
adalah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Hud : 120)
3) Membenarkan para
Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak
dan peninggalannya.
4) Menampakkan
kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang
kurun dan generasi.
5) Menyibak
kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk
yang mereka sembunyikan dan menantang
mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti.
“semua makanan adalah halal bagi bani israil melainkan makanan
yang diharamkan oleh israil (ya’kub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat
diturunkan. Katakanlah: (jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan
sebelum Taurat), maka bawalah Turat itu, lalu bacalah ia jika kamu orang-orang
yang benar.” (QS. Ali Imran :93)
6) Kisah termasuk
salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan
memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa.
Firman Allah:
Firman Allah:
“sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang berakal.” (QS. Yusuf : 111).[4]
Karakteristik
Kisah dalam Al Qur’an
Al Qur’an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa-peristiwa
secara berurutan (kronologis). Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan
dalam Al Quran dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Disatu
tempat ada bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan.
Demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara
panjang lebar.
Penyajian kisah-kisah dalam Al Qur’an begitu rupa
mengandung beberapa hikmah. Di
antaranya:
pertama, menjelaskan balaghah Al Qur’an dalam tingkat paling
tinggi. Kisah yang berulang itu dikemukakan di setiap tempat dengan uslub
(baca: gaya bahasa)yang berbeda satu dengan yang lain serta dituangkan dalam
pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang merasa bosan karenannya,
bahkan dapat menambah ke dalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan
di saat membacanya di tempat yang lain.
Kedua, menunjukkan kehebatan Al Qur’an (baca: I’jaz Al Quran).
Sebab, mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana
salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan arab, merupakan
tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al Qur’an itu datang dari Allah SWT.
Ketiga, mengundang perhatian yang besar terhadap kisah
tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini
karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan tanda betapa
besarnya perhatian Al Qur’an terhadap masalah tersebut. Misalnya kisah Musa
dengan Fir’aun. Kisah ini menggambarkan pergulatan sengit antara kebenaran
dengan kebatilan.
Keempat, penyajian seperti itu menunjukkan perbedaan tujuan
yang karenannya kisah itu diungkapkan. Sebagian dari makna-maknanya diterangkan
di satu tempat, karena hanya itulah yang diperlukan, sedangkan makna-makna
lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.[5]
Renungan
1. Kisah adalah
kabar-kabar dalam Alquran tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan
kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
2. Terdapat tiga
macam kisah yang terkandung dalam Al Quran: kisah para Nabi yang memuat dakwah
mereka kepada kaumnya, kisah-kisah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian
umat-umat terdahulu, kisah-kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi
di zaman Rasulullah seperti perang badar, uhud, tabuk dll.
3. Faedah kisah
dalam Al Quran adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi
dengan sebenarnya dan agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh
keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar.
4. Karakteristik
kisah al qur’an adalah Al Qur’an tidak menceritakan kejadian dan
peristiwa-peristiwa secara berurutan (kronologis) dan tidak pula memaparkan
kisah-kisah itu secara panjang lebar.
No comments:
Post a Comment