Friday 22 December 2017

KESIMPULAN


Latar Belakang

Al Qur’an merupakan risalah dari Allah yang disampaikan kepada Rasulullah melalui pelantara malaikat Jibril As dan merupakan mu’jizat bagi beliau SAW.
Al Quran tidak hanya sekedar diturunkan!, akan tetapi membawa misi besar yaitu: Al Quran agar dijadikan sebagai UU (undang-undang), sebagai petunjuk, sebagai pembenaran, pembuktian terhadap risalah yang dibawa Rasulullah SAW, dan sebagai mu’jizat yang abadi sepanjang zaman.

Al Quran memiliki beberapa kandungan antara lain: tauhid, ibadah, akhlak, hokum dan kisah. Di sini pemakalah fokuskan pembahasan pada sub teakhir (kisah), yaitu cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT.

Kisah dalam Al Quran sangat besar faedahnya: Allah SWT berfirman: “Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (QS. Al A’raf:176), dan  di lain ayat: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran/tuntunan bagi orang-orang yang mempunyai akal yang bersih dan jernih”.(QS. Yusuf:111), dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelum kami mewayuhkannya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui”. (QS. Yusuf:3).

            Di dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: “Mengingat Nabi adalah sebagian dari ibadah. Mengingat orang yang shalih adalah penghapus dosa. Mengingat mati adalah shodaqah (yakni akan diberi pahala oleh Allah SWT seperti pahalanya orang yang bershodaqah). Mengingat kubur akan mendekatkan hati dan dhohirmu untuk sampai surga. Mengingat neraka adalah sebagian dari perjuangan. Mengingat hari kiamat akan menjauhkanmu dari neraka. Ibadah yang paling utama adalah meninggalkan dan menjauhi rekayasa (mencari celah-celah). Modal utama orang alim adalah meninggalkan sifat sombong dan congkak. Buahnya surga adalah meninggalkan hasud dan iri hati. Penyesalan dari dosa-dosa adalah taubat yang sesungguhnya”. (HR. Abu Mansur dari Sayyidina Mu’adz bin Jabal Ra).


Pengertian Kisah dalam Al Qur’an

Secara bahasa, kata qashash berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar yang bermakna urusan, berita, kabar maupun keadaan. Dalam Al Quran sendiri kata qashash bisa memiliki arti mencari jejak atau bekas dan berita-berita yang berurutan.

Namun secara terminologi, pengertian qashashul quran adalah kabar-kabar dalam Al Quran tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Manna al-Khalil al-Qaththan mendefinisikan qishashul quran sebagai pemberitaan Al Quran tentang hal ihwal umat-umat dahulu dan para nabi, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Dan sesungguhnya Al Quran banyak memuat peristiwa-peristiwa masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu, negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum dengan cara shuratan nathiqah (artinya seolah-olah pembaca kisah tersebut menjadi pelaku sendiri yang menyaksikan peristiwa itu).

Macam-Macam Kisah dalam Al Quran

Kisah-kisah dalam Alquran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

A.     Kisah para Nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang ada pada mereka, sikap para penentang, perkembangan dakwah dan akibat-akibat yang diterima orang-orang yang mendustakan para Nabi. Seperti kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Isa, Nabi Muhammad dan lain sebagainya dari nabi dan rasul.


B.      Kisah-kisah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian umat-umat terdahulu dan tentang orang-orang yang tidak dapat dipastikan kenabiaanya, seperti kisah orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, kisah Thalut, Jalut, dua putra Adam, Ashahab al-Kahfi, Zulqarnai, Qarun, Ashabul Sabt, Maryam, Ashabul Ukhdud, ashabul fiil dsb.


C.     Kisah-kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah seperti perang badar, uhud, dalam surat Ali Imran, perang Hunain, perang Tabuk dalam surat At Taubah, perang Al Ahzab dalam surat Al Ahzab, Hijrah dan Isra’ dan lain sebagainya.



 Faedah Kisah-kisah dalam Al Qur’an

Kisah-kisah dalam Al Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut ini beberapa faedah terpenting diantaranya:
1)      Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Nabi:
“Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al Anbiya : 25)

2)      Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
“Dan semua kisah rasul-rasul yang Kami ceritakan kepadamu, adalah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud : 120)


3)      Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.


4)      Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang  hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.


5)      Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan  dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti.
“semua makanan adalah halal bagi bani israil melainkan makanan yang diharamkan oleh israil (ya’kub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: (jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum Taurat), maka bawalah Turat itu, lalu bacalah ia jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran :93)


6)       Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. 

Firman Allah:

“sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Yusuf : 111).[4]

Karakteristik Kisah dalam Al Qur’an

Al Qur’an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa-peristiwa secara berurutan (kronologis). Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalam Al Quran dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Disatu tempat ada bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar.

Penyajian kisah-kisah dalam Al Qur’an begitu rupa mengandung  beberapa hikmah. Di antaranya:

pertama, menjelaskan balaghah Al Qur’an dalam tingkat paling tinggi. Kisah yang berulang itu dikemukakan di setiap tempat dengan uslub (baca: gaya bahasa)yang berbeda satu dengan yang lain serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang merasa bosan karenannya, bahkan dapat menambah ke dalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan di saat membacanya di tempat yang lain.

Kedua, menunjukkan kehebatan Al Qur’an (baca: I’jaz Al Quran). Sebab, mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al Qur’an itu datang dari Allah SWT.

Ketiga, mengundang perhatian yang besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan tanda betapa besarnya perhatian Al Qur’an terhadap masalah tersebut. Misalnya kisah Musa dengan Fir’aun. Kisah ini menggambarkan pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebatilan.

Keempat, penyajian seperti itu menunjukkan perbedaan tujuan yang karenannya kisah itu diungkapkan. Sebagian dari makna-maknanya diterangkan di satu tempat, karena hanya itulah yang diperlukan, sedangkan makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.[5]


Renungan

1.      Kisah adalah kabar-kabar dalam Alquran tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

2.      Terdapat tiga macam kisah yang terkandung dalam Al Quran: kisah para Nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, kisah-kisah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian umat-umat terdahulu, kisah-kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah seperti perang badar, uhud, tabuk dll.

3.      Faedah kisah dalam Al Quran adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya dan agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar.



4.      Karakteristik kisah al qur’an adalah Al Qur’an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa-peristiwa secara berurutan (kronologis) dan tidak pula memaparkan kisah-kisah itu secara panjang lebar.

No comments:

Post a Comment